Senin, 16 Mei 2011

Bulletin EWARS Minggu 12-2011

Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 12 Minggu Epidemiologi ke-12 tahun 2011
(20 Maret – 26 Maret 2011)
Pembuatan Bulletin : 13 April 2011
Pendahuluan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Buletin Mingguan ini dapat terselesaikan. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jejaring petugas surveilans di Kabupaten Maros mulai dari tingkat Pustu hingga Puskesmas atas kerjasamanya dalam pengiriman laporan mingguan.

Tujuan dari sistem EWARS adalah bahwa setiap penyakit yang mengarah pada timbulnya KLB dapat dideteksi dan direspons secara cepat dan tepat agar tidak terjadi masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar. Respons yang diberikan mencakup respons tatalaksana kasus, respons pelaporan dan respons kesehatan masyarakat. Secara komprehensif respons tersebut harus dilakukan agar penanganan secara efektif dan efisien dapat dilakukan.

Adapun hasil analisis data menggunakan software EWARS adalah sebagai berikut :

Ketepatan Dan Kelengkapan Laporan

Tabel 1. Ketepatan dan Kelengkapan
Laporan Minggu ke-12 Puskesmas di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kab. Maros

PUSKESMAS
TANGGAL PENERIMAAN
KETERANGAN
Bantimurung
28/03
Masuk
Bontoa
02/04
Terlambat
Camba
29/03
Terlambat
Cenrana
28/03
Masuk
Lau
28/03
Masuk
Mallawa
29/03
Terlambat
Mandai
28/03
Masuk
Maros Baru
29/03
Terlambat
Marusu
29/03
Terlambat
Moncongloe
05/04
Terlambat
Simbang
28/03
Masuk
Tanralili
29/03
Terlambat
Tompobulu
28/03
Masuk
Turikale
28/03
Masuk
KETEPATAN
50%

KELENGKAPAN
100%

Sumber: DSO Kab. Maros

Pada minggu ke-12, persentase ketepatan laporan hanya 50%, sedangkan kelengkapan laporan mencapai 100%.

Proporsi Morbiditas dan Insidensi Penyakit

Tabel 2. Distribusi Kasus Menurut Jenis Penyakit/Gejala
Dalam SKD Dan Respons
Di Kab. Maros Minggu ke-12 tahun 2011


Kasus
Prop Morbiditas%
Insiden
Diare Akut
68
2.4
0.9
Malaria Konfirmasi
0
0
0
Suspek Dengue
0
0
0
Pnemonia
4
0.1
0.1
ILI (Penyakit Serupa Influenza)
174
6.2
2.2
Diare Berdarah
4
0.1
0.1
Suspek Demam Tifoid
13
0.5
0.2
Sindrom Jaundice Akut
0
0
0
Suspek Demam Berdarah Dengue
1
0
0
Suspek Flu Burung Pada Manusia
0
0
0
Suspek Campak
2
0.1
0
Suspek Difteri
0
0
0
Pertussis
0
0
0
Acute Flacid Paralysis (AFP)
0
0
0
Gigitan Hewan Penular Rabies
2
0.1
0
Suspek Antrax
0
0
0
Demam yang tidak diketahui asalnya
64
2.3
0.8
Suspek Kolera
0
0
0
Kluster Penyakit yang tidak diketahui
0
0
0
Suspek Meningitis/Encephalitis
0
0
0
Suspek Tetanus Neonatorum
0
0
0
Suspek Tetanus
0
0
0
Total
2806
100
35.4
Sumber : EWARS

Untuk minggu ke-12, dilihat dari jumlah kasus, proporsi morbiditas, dan insiden, Kasus ILI masih menempati urutan pertama diikuti diare akut, kemudian demam yang tidak diketahui asalnya. Total proporsi morbiditas untuk ke 22 jenis penyakit / sindrom ini adalah 11,83% dari total kunjungan dan sisanya adalah kunjungan lainnya. Total proporsi morbiditas mengalami penurunan dari minggu sebelumnya yang sebesar 15,4%.

Peringatan Dini

Tabel 3. Peringatan dini (alert) penyakit/sindrom
Di Kabupaten Maros Minggu ke-12 tahun 2011
Sumber : EWARS

Peringatan dini yang muncul di tingkat Kabupaten Maros pada Minggu ke-12 adalah kasus suspek campak dan gigitan hewan penular rabies.

Peringatan dini yang muncul di tingkat puskesmas adalah peningkatan kasus ILI di Puskesmas Simbang (7 ke 14 kasus), kasus suspek campak di puskesmas Bontoa (2 kasus), kasus gigitan hewan penular rabies di puskesmas Cenrana (2 kasus), dan peningkatan kasus demam yang tidak diketahui asalnya di puskesmas Simbang (3 ke 11 kasus).


Respons

Seluruh Alert telah disampaikan DSO Kab. Maros kepada puskesmas yang bersangkutan melalui SMS untuk dilaksanakan respon tatalaksana kasus, respon pelaporan, dan respon kesehatan masyarakat dengan cepat dan tepat.

Tren Penyakit/ Sindrom

Adapun trend beberapa penyakit/ sindrom dapat dilihat pada grafik dan peta berikut ini.





Rekomendasi dan Tindak Lanjut


  1. Agar puskesmas meningkatkan ketepatan laporannya.
  2. Melakukan penyelidikan awal untuk peringatan dini yang ada
  3. Puskesmas harus melaksanakan tatalaksana kasus sesuai algoritma penyakit/sindrom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar