Senin, 16 Mei 2011

Bulletin EWARS Edisi 9-2011

Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 9 Minggu Epidemiologi ke-9 tahun 2011
(27 Februari – 5 Maret 2011)
Pembuatan Bulletin : 23 Maret 2011


Pendahuluan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Buletin Mingguan ini dapat terselesaikan. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jejaring petugas surveilans di Kabupaten Maros mulai dari tingkat Pustu hingga Puskesmas atas kerjasamanya dalam pengiriman laporan mingguan.

Tujuan dari sistem EWARS adalah bahwa setiap penyakit yang mengarah pada timbulnya KLB dapat dideteksi dan direspons secara cepat dan tepat agar tidak terjadi masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar. Respons yang diberikan mencakup respons tatalaksana kasus, respons pelaporan dan respons kesehatan masyarakat. Secara komprehensif respons tersebut harus dilakukan agar penanganan secara efektif dan efisien dapat dilakukan.

Adapun hasil analisis data menggunakan software EWARS adalah sebagai berikut :

Ketepatan Dan Kelengkapan Laporan

Tabel 1. Ketepatan dan Kelengkapan
Laporan Minggu ke-9 Puskesmas di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kab. Maros

PUSKESMAS
TANGGAL PENERIMAAN
KETERANGAN
Bantimurung
07/03
Masuk
Bontoa
09/03
Terlambat
Camba
07/03
Masuk
Cenrana
07/03
Masuk
Lau
08/03
Terlambat
Mallawa
07/03
Masuk
Mandai
07/03
Masuk
Maros Baru
07/03
Masuk
Marusu
08/03
Terlambat
Moncongloe
07/03
Masuk
Simbang
07/03
Masuk
Tanralili
07/03
Masuk
Tompobulu
07/03
Masuk
Turikale
07/03
Masuk
KETEPATAN
79%

KELENGKAPAN
100%

Sumber: DSO Kab. Maros
Pada minggu ke-9, persentase ketepatan laporan hanya 79%, sedangkan kelengkapan laporan mencapai 100%.

Proporsi Morbiditas dan Insidensi Penyakit

Tabel 2. Distribusi Kasus Menurut Jenis Penyakit/Gejala
Dalam SKD Dan Respons
Di Kab. Maros Minggu ke-9 tahun 2011


Kasus
Prop Morbiditas%
Insiden
Diare Akut
72
3.2
0.9
Malaria Konfirmasi
0
0
0
Suspek Dengue
0
0
0
Pnemonia
4
0.2
0.1
ILI (Penyakit Serupa Influenza)
174
7.7
2.2
Diare Berdarah
5
0.2
0.1
Suspek Demam Tifoid
5
0.2
0.1
Sindrom Jaundice Akut
0
0
0
Suspek Demam Berdarah Dengue
2
0.1
0
Suspek Flu Burung Pada Manusia
0
0
0
Suspek Campak
1
0
0
Suspek Difteri
0
0
0
Pertussis
0
0
0
Acute Flacid Paralysis (AFP)
0
0
0
Gigitan Hewan Penular Rabies
1
0
0
Suspek Antrax
0
0
0
Demam yang tidak diketahui asalnya
55
2.4
0.7
Suspek Kolera
0
0
0
Kluster Penyakit yang tidak diketahui
0
0
0
Suspek Meningitis/Encephalitis
0
0
0
Suspek Tetanus Neonatorum
0
0
0
Suspek Tetanus
0
0
0
Total
2255
100
28.5
Sumber : EWARS

Untuk minggu ke-9, dilihat dari jumlah kasus, proporsi morbiditas, dan insiden, Kasus ILI masih menempati urutan pertama diikuti diare akut, kemudian demam yang tidak diketahui asalnya. Total proporsi morbiditas untuk ke 22 jenis penyakit / sindrom ini adalah 14,14%, dari total kunjungan dan sisanya adalah kunjungan lainnya. Total proporsi morbiditas turun dari minggu sebelumnya yang sebesar 16,43%.

Peringatan Dini

Tabel 3. Peringatan dini (alert) penyakit/sindrom
Di Kabupaten Maros Minggu ke-9 tahun 2011

Sumber : EWARS

Peringatan dini yang muncul di tingkat Kabupaten Maros pada Minggu ke-9 adalah kasus suspek campak dan kasus gigitan hewan penular rabies.

Peringatan dini yang muncul di tingkat puskesmas adalah kasus suspek campak di Puskesmas Cenrana, kasus gigitan hewan penular rabies di Puskesmas Maros Baru, dan peningkatan kasus Demam yang tidak diketahui asalnya di Puskesmas Turikale.

Respons


Seluruh Alert telah disampaikan DSO Kab. Maros kepada puskesmas yang bersangkutan melalui SMS untuk dilaksanakan respon tatalaksana kasus, respon pelaporan, dan respon kesehatan masyarakat dengan cepat dan tepat.

Tren Penyakit/ Sindrom

Adapun trend beberapa penyakit/ sindrom dapat dilihat pada grafik dan peta berikut ini.


Trend diare akut berfluktuasi tiap minggunya dan masih termasuk dalam taraf wajar. Sempat turun di minggu ke-8 (64 kasus), namun kembali mengalami peningkatan pada minggu ke-9 ini (72 Kasus). Kasus tertinggi pada minggu ke-7 (74 kasus).

Trend ILI juga berfluktuasi tiap minggunya dan masih termasuk dalam taraf wajar. Paling tinggi pada minggu ke-8 (255 kasus) dan turun drastis mencapai titik terendah pada minggu ke-9 ini (174 kasus).




Rekomendasi dan Tindak Lanjut
  1. Agar puskesmas meningkatkan ketepatan laporannya.
  2. Melakukan penyelidikan awal untuk peringatan dini yang ada
  3. Puskesmas harus melaksanakan tatalaksana kasus sesuai algoritma penyakit/sindrom.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar