Jumat, 27 Agustus 2010

Bulletin Kewaspadaan Dini dan Respons Edisi 21

Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 21, Tahun 1

Minggu Epidemiologi ke-33 tahun 2010

(15 Agustus – 21 Agustus 2010)

Rabu, 18 Agustus 2010

Bulletin Kewaspadaan Dini dan Respons Edisi 20

Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 20, Tahun 1

Minggu Epidemiologi ke-32 tahun 2010

(8 Agustus – 14 Agustus 2010)

Jumat, 13 Agustus 2010

Tatalaksana Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti
Dalam pedoman Algoritma dan diagnosis EWARS, defenisi kasus suspek DBD adalah Demam 2-7 hari ditandai dgn manifestasi perdarahan seperti uji tourniquet positif, ptekie, perdarahan pd gusi, dan epistaksis atau mimisan.

a. Gejala dan Tanda
  • Penderita mendadak panas tinggi (suhu badan antara 39-40 oC atau lebih) selama 2-7 hari, tampak lemah dan lesu.
  • Tampak bintik-bintik merah pada kulit penderita seperti bekas gigitan nyamuk, disebabkan pecahnya pembuluh darah kapiler di kulit. Untuk membedakannya kulit direnggangkan, bila bintik merah hilang berarti bekas gigigtan nyamuk.
  • Terasa nyeri di ulu hati kemungkinan karena terjadi pendarahan di lambung
  • Kadang-kadang terjadi pendarahan di hidung (mimisan) atau di gusi
  • Mungkin terjadi muntah darah atau berak darah
  • Keadaan lebih lanjut masuk ke fase syok ditandai dengan penderita gelisah, ujung tangan dan kaki dingin, berkeringat dan tidak sadar.
  • Bila tidak segera ditolong di rumah sakit dalam 2-3 hari penderita meninggal dunia.
b. Penyebab

Penyebab penyakit DBD ádalah virus dengue. Ada 4 (empat) serotype yaitu dengue 1,2,3 dan 4. Serotype Dengue 3 merupakan serotype yang dominan di Indonesia dan Sangat berhubungan dengan kasus berat.
Penularannya adalah oleh nyamuk sub genus stegornyia yaitu Aedes aegypti

c. Tatalaksana Penderita
  • Periksa, apakah pasien memiliki gejala DBD yaitu Demam 2 sampai 7 hari dengan manifestasi perdarahan seperti :
  1. Uji Tourniquet positif
  2. Ptekie
  3. Perdarahan pada gusi
  4. epistaksis/ mimisan
  • Apabila gejala tersebut ditemukan, segera catat dan kirim datanya ke Dinas Kesehatan Kabupaten Maros
  • Ambil Spesimen sesuai Standar Operasional Pemeriksaan
  • Jika hasil positif, lakukan respon KLB :
  1. Respon tatalaksana kasus : Beri minuman yang banyak, kompres, antipiretik golongan parasetamol ; Rujuk ke RS bila panas tidak turun dalam 2 hari atau keadaan tambah memburuk
  2. Respon Pelaporan dengan menggunakan standar pelaporan KLB : W1 (laporan kurang dari 24 jam) ; Hasil Pemeriksaan Penunjang/ Laboratorium
  3. Respon Kesehatan masyarakat : Penyelidikan Epidemiologi (PE) ; Surveilans Intensif ; Ambil spesimendari sebagian kasus untuk konfirmasi lab. serologi ; membentuk posko pengobatan di lapangan ; melakukan pemberantasan vektor (PSN, Fogging, Larvasidasi) ; Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE)


DOWNLOAD PDF

Kamis, 12 Agustus 2010

Bulletin Kewaspadaan Dini dan Respons Edisi 19

Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 19 Tahun 1
Minggu Epidemiologi ke-31 tahun 2010
(1 Agustus - 7 Agustus 2010)

Jumat, 06 Agustus 2010

Bulletin Kewaspadaan Dini dan Respon Edisi 18

Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 18 Tahun 1
Minggu Epidemiologi ke-30 tahun 2010
(25 Juli - 31 Juli 2010)