Jumat, 27 Agustus 2010

Bulletin Kewaspadaan Dini dan Respons Edisi 21

Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 21, Tahun 1

Minggu Epidemiologi ke-33 tahun 2010

(15 Agustus – 21 Agustus 2010)

Pendahuluan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Buletin Mingguan ini dapat terselesaikan walaupun terbit tidak tepat pada waktu yang kita harapkan bersama. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jejaring petugas surveilans di Kabupaten Maros mulai dari tingkat Pustu hingga Puskesmas atas kerjasamanya dalam pengiriman laporan mingguan sehingga bulletin mingguan ini dapat terselesaikan.

Tujuan dari sistem EWARS adalah bahwa setiap penyakit yang mengarah pada timbulnya KLB dapat dideteksi dan direspons secara cepat dan tepat agar tidak terjadi masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar. Respons yang diberikan mencakup respons tatalaksana kasus, respons pelaporan dan respons kesehatan masyarakat. Secara komprehensif respons tersebut harus dilakukan agar penanganan secara efektif dan efisien dapat dilakukan.

Adapun hasil analisis data menggunakan software EWARS adalah sebagai berikut :

Ketepatan Dan Kelengkapan Laporan

Tabel 1. Ketepatan dan Kelengkapan
Laporan Minggu ke-33
Puskesmas di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kab. Maros
Sumber: DSO Kab. Maros

Pada minggu ke-33, terjadi peningkatan ketepatan laporan. Hingga bulletin ini diterbitkan (jumat siang), Ada 4 puskesmas yang terlambat mengirimkan laporan melalui sms yaitu puskesmas Tunikamaseang, Ladange, Moncongloe, dan Alliritengngae. Puskesmas Marusu belum mengirimkan laporan hingga saat ini sehingga kelengkapan laporan mencapai 93%. Peningkatan ini dapat disebabkan karena mulai stabilnya kinerja puskesmas pasca demonstrasi beberapa minggu yang lalu.

Catatan lain seputar pengiriman laporan pada minggu ke-33 adalah :
  1. Puskesmas Moncongloe mengirimkan laporan secara lisan
  2. Puskesmas Alliritengngae mengirimkan laporan secara tertulis, bukan melalui sms sehingga beberapa minggu ini terlambat mengirimkan laporannya.
Proporsi Morbiditas dan Insidensi Penyakit

Tabel 2. Distribusi Kasus Menurut Jenis Penyakit/Gejala
Dalam SKD Dan Respons Di Kabupaten Maros Minggu ke-33
Sumber : Software EWARS

Sindrom/gejala ILI masih menempati urutan pertama dari proporsi morbiditas kunjungan sebesar 8% dengan angka insidensi sebesar 1,7, disusul dengan diare akut dengan morbiditas sebesar 4,6% dan angka insidens sebesar 1.

Pada minggu ke-33, terjadi peningkatan jumlah kasus ILI, tersangka demam tifoid, dan Demam yang tidak diketahui sebabnya sedangkan untuk kasus penyakit/sindrom lain tetap atau mengalami penurunan (Lihat tabel 3). Ini menandakan bahwa kasus penyakit/sindrom berfluktuasi tiap minggunya. Cuaca yang tidak menentu menjadi faktor utama hal ini.


Tabel 3. Perkembangan Kasus Menurut Jenis Penyakit/Gejala
Dalam SKD Dan Respons Lima Minggu terakhir
Di Kabupaten Maros Minggu ke-33


Peringatan Dini
Muncul peringatan dini (alert) Kasus campak di tingkat Kabupaten Maros pada minggu ke-33 ini.

Tabel 4. Peringatan dini (alert) penyakit/sindrom
Di Kabupaten Maros Minggu ke-33

Alert yang muncul di tingkat puskesmas pada minggu ke-33 antara lain Peningkatan kasus ILI dan Demam yang tidak diketahui asalnya di puskesmas Hasanuddin serta kasus campak di puskesmas Cenrana.

Tabel 5. Peringatan dini (alert) penyakit/sindrom
Di Puskesmas se-Kabupaten Maros Minggu ke-33

Petugas surveilans kabupaten (DSO) telah mengkonfirmasi alert ini ke puskesmas yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat. Khusus mengenai Campak, masih dikonsultasikan dengan pihak Dinas Kesehatan Propinsi apakah sampel serum darah penderita diambil atau tidak, mengingat ini adalah penderita ke-2 di puskesmas Cenrana.

Sesuai kesepakatan, sampel serum darah penderita campak yang diambil hanyalah penderita ke-1, ke-6, ke-11 dan kelipatannya dalam satu wilayah puskesmas. Namun, surveilans puskesmas Cenrana tetap memantau penderita dan hingga saat ini belum dilaporkan adanya kasus baru.

Tren Penyakit/Sindrom








Rekomendasi dan Tindak Lanjut
  1. Diagnosa Penyakit/sindrom, khususnya ILI dan Demam yang tidak diketahui asalnya agar ditegakkan dengan baik oleh pustu dan puskesmas.
  2. Agar puskesmas segera berkoordinasi dengan kabupaten apabila ada indikasi Wabah (W1), tanpa menunggu hasil laporan mingguan.
  3. Masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan hygiene perorangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar