Rabu, 28 Juli 2010

Bulletin Kewaspadaan Dini dan Respons Edisi 17

Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 17 Tahun 1 Minggu Epidemiologi ke-29 tahun 2010
(18 Juli - 24 Juli 2010)

Pendahuluan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Buletin Mingguan ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jejaring petugas surveilans di Kabupaten Maros mulai dari tingkat Pustu hingga Puskesmas atas kerjasamanya dalam pengiriman laporan mingguan sehingga bulletin mingguan ini dapat terselesaikan.

Tujuan dari sistem EWARS adalah bahwa setiap penyakit yang mengarah pada timbulnya KLB dapat dideteksi dan direspons secara cepat dan tepat agar tidak terjadi masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar. Respons yang diberikan mencakup respons tatalaksana kasus, respons pelaporan dan respons kesehatan masyarakat. Secara komprehensif respons tersebut harus dilakukan agar penanganan secara efektif dan efisien dapat dilakukan.

Adapun hasil analisis data menggunakan software EWARS adalah sebagai berikut :

Ketepatan Dan Kelengkapan Laporan

Tabel 1. Ketepatan dan Kelengkapan
Laporan Minggu ke-29 Puskesmas di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kab. Maros
Pada minggu ke-29, terjadi penurunan ketepatan laporan. Ada 3 puskesmas yang terlambat mengrimkan laporan lewat sms yaitu puskesmas Cenrana, Hasanuddin, dan Mattirotasi. Namun demikian, terjadi peningkatan kelengkapan laporan. Ada 2 Puskesmas yang belum mengirimkan laporan, yaitu puskesmas Tunikamaseang dan Alliritengngae. Hingga bulletin ini disusun dan diterbitkan, puskesmas Alliritengngae telah memasukkan laporannya, dan puskesmas Tunikamaseang telah dihubungi dan sementara menyusun seluruh laporan yang belum masuk sejak minggu ke-16.

Proporsi Morbiditas dan Insidensi Penyakit

Tabel 2. Distribusi Kasus Menurut Jenis Penyakit/Gejala
Dalam SKD Dan Respons
Di Kabupaten Maros Minggu ke-29
Sindrom/gejala ILI masih menempati urutan pertama dari proporsi morbiditas kunjungan sebesar 3,6% dengan angka insidensi sebesar 0,8, disusul dengan diare akut dengan morbiditas sebesar 3,1% dan angka insidens sebesar 0,7. Penurunan proporsi morbiditas dan angka insidensi ini disebabkan karena laporan dari puskesmas Alliritengngae yang belum masuk. Puskesmas Alliritengngae adalah puskesmas sentinel yang angka ILI dan diare akutnya relatif banyak tiap minggunya. Total Proporsi dari seluruh penyakit sebesar 10,5% dari total kunjungan, meningkat dari minggu lalu sebesar 13,5% dan sisanya adalah penyakit selain ke 22 penyakit diatas.

Peringatan Dini
Tidak ada peringatan dini (alert) yang muncul di tingkat Kabupaten. Namun demikian, muncul peringatan dini (alert) di beberapa puskesmas (Tabel 3).

Adapun peringatan dini (alert) yang muncul di tingkat puskesmas yakni peningkatan kasus ILI di puskesmas Hasanuddin, Tompobulu, dan Ladange. Petugas surveilans kabupaten (DSO) telah mengkonfirmasi alert ini ke puskesmas yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.

Tabel 3. Sinyal Kewaspadaan Dini
Minggu ke-29 Dinas Kesehatan Kab. Maros

Respon Tindak Lanjut

Untuk alert minggu sebelumnya, petugas kabupaten telah melaksanakan tata laksana kasus campak yang ada di puskesmas Cenrana. Sampel serum darah pasien telah diambil dan telah dikirim ke Laboratorium rujukan melalui Dinas Kesehatan Propinsi Sulsel.

Tren Penyakit/Sindrom
Diare akut masih menempati tiga besar penyakit yang paling banyak kasusnya. Dari grafik dapat dilihat penurunan kasus dan proporsi morbiditas dari minggu sebelumnya. Seperti disebutkan sebelumnya, Penurunan proporsi morbiditas dan angka insidensi ini disebabkan karena laporan dari puskesmas Alliritengngae yang belum masuk. Puskesmas Alliritengngae adalah puskesmas sentinel yang angka diare akutnya relatif banyak tiap minggunya. Selain itu, hal ini dapat disebabkan karena cuaca yang masih tidak menentu dan hygiene perorangan masih belum baik.

Minggu ini, kasus Diare berdarah mengalami penurunan, dan dapat dipastikan tidak ada peningkatan kasus di puskesmas Cenrana yang mengalami alert pada minggu sebelumnya

Peta diatas menggambarkan insiden ILI yang tertinggi adalah puskesmas Mallawa dan Tompobulu yakni antara 57 sampai 143 kasus per 100.000 penduduk. Puskesmas Hasanuddin antara 29-36 kasus per 100.000 penduduk karena penduduk Mandai yang relatif banyak dan padat.

Rekomendasi dan Tindak Lanjut
  1. Diharapkan kepada puskesmas, khususnya puskesmas Tunikamaseang untuk mengirim laporan mingguan berbasis EWARS dengan tepat waktu untuk mencapai indikator yang diharapkan.
  2. Diagnosa Penyakit/sindrom, khususnya ILI dan Demam yang tidak diketahui asalnya agar ditegakkan dengan baik oleh pustu dan puskesmas.
  3. Agar puskesmas segera berkoordinasi dengan kabupaten apabila ada indikasi Wabah (W1), tanpa menunggu hasil laporan mingguan.
  4. Masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan hygiene perorangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar