Selasa, 20 Juli 2010

Bulletin Kewaspadaan Dini dan Respons Edisi 16

Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 16, Tahun 1
Minggu Epidemiologi ke-28 tahun 2010
(11 Juli - 17 Juli 2010)

Pendahuluan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Buletin Mingguan ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jejaring petugas surveilans di Kabupaten Maros mulai dari tingkat Pustu hingga Puskesmas atas kerjasamanya dalam pengiriman laporan mingguan sehingga bulletin mingguan ini dapat terselesaikan.

Tujuan dari sistem EWARS adalah bahwa setiap penyakit yang mengarah pada timbulnya KLB dapat dideteksi dan direspons secara cepat dan tepat agar tidak terjadi masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar. Respons yang diberikan mencakup respons tatalaksana kasus, respons pelaporan dan respons kesehatan masyarakat. Secara komprehensif respons tersebut harus dilakukan agar penanganan secara efektif dan efisien dapat dilakukan.

Adapun hasil analisis data menggunakan software EWARS adalah sebagai berikut :

Ketepatan Dan Kelengkapan Laporan

Tabel 1. Ketepatan dan Kelengkapan
Laporan Minggu ke-28 Puskesmas di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kab. Maros

Pada minggu ke-28, seperti minggu sebelumnya ada 3 puskesmas yang belum mengirim laporan mingguan EWARS via sms yaitu Puskesmas Tunikamaseang, Ladange, dan Marusu. Untuk itu umpan balik ke tingkat puskesmas sangat diharapkan demi kelancaran dan keberlanjutan program ini.

Proporsi Morbiditas dan Insidensi Penyakit

Tabel 2. Distribusi Kasus Menurut Jenis Penyakit/Gejala
Dalam SKD Dan Respons Di Kabupaten Maros
Minggu ke-28

Sindrom/gejala ILI masih menempati urutan pertama dari proporsi morbiditas kunjungan sebesar 5,2% dengan angka insidensi sebesar 1,1, disusul dengan diare akut dengan morbiditas sebesar 3,9% dan angka insidens sebesar 0,8. Total Proporsi dari seluruh penyakit sebesar 13,5% dari total kunjungan, meningkat dari minggu lalu sebesar 11% dan sisanya adalah penyakit selain ke 22 penyakit diatas.

Peringatan Dini

Tabel 3. Sinyal Kewaspadaan Dini
Minggu ke-28 Dinas Kesehatan Kab. Maros

Peringatan dini (alert) yang muncul di tingkat Kabupaten yang harus ditindaklanjuti yakni kasus suspek campak.

Adapun peringatan dini (alert) yang muncul di tingkat puskesmas yakni peningkatan kasus diare berdarah dan kasus campak di puskesmas Cenrana. Petugas surveilans kabupaten (DSO) telah mengkonfirmasi alert ini ke puskesmas yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.

Respon Tindak Lanjut
Untuk alert minggu ini, Puskesmas Cenrana saat ini sedang dalam proses pelacakan dan pengambilan sampel darah penderita campak. Mengenai peningkatan kasus diare berdarah, Penderitanya sebagian besar hanya berobat jalan sehingga puskesmas Cenrana tetap mengadakan pemantauan kasus secara ketat

Untuk alert minggu sebelumnya, pada kasus gigitan hewan penular rabies, Puskesmas Cenrana sudah memberikan pengobatan kepada penderita dan tetap melakukan observasi kepada anjing yang menggigit. Anjing yang menggigit adalah peliharaan penderita sendiri sehingga observasi dapat dilakukan dengan baik. Observasi ini dilakukan selama 14 hari sejak anjing menggigit dan apabila anjing tetap hidup dan sehat pada masa tersebut dapat dipastikan anjing negatif rabies.

Laporan Awal Kejadian Wabah (W1)
Minggu ini dilaporkan kasus AFP di wilayah kerja Puskesmas Barandasi, Kecamatan Lau. Telah dilakukan investigasi awal di lingkungan penderita, namun sampel tinja penderita tidak dapat diambil karena hingga saat ini (21 Juli 2010) penderita tidak sadarkan diri, sempat di rujuk dari puskesmas Barandasi ke RSUD Salewangang Maros pada tanggal 19 Juli 2010 namun di rujuk lagi ke RS Wahidin Sudirohusodo Makassar untuk melakukan tindakan lebih lanjut. Dinkes Maros telah mengirimkan laporan W1 ke Dinkes Sulsel pada tanggal 20 Juli 2010, dan koordinasi antar sektor masih dilaksanakan hingga saat ini.

Tren Penyakit/Sindrom

Diare akut masih menempati tiga besar penyakit yang paling banyak kasusnya. Dari grafik dapat dilihat peningkatan kasus dan proporsi morbiditas dari minggu sebelumnya. Hal ini dapat disebabkan karena cuaca yang masih tidak menentu dan hygiene perorangan masih belum baik.

Minggu ini, kasus Malaria mengalami peningkatan dan diperkirakan akan signifikan pada minggu-minggu selanjutnya karena laporan dan tatalaksana kasus Malaria (klinis maupun konfirmasi) semakin baik.

Walaupun telah mengalami perbaikan diagnosa sejak minggu ke-27, Kasus ILI masih menempati peringkat pertama dari proporsi morbiditas kunjungan. Hal ini dapat disebabkan karena cuaca yang masih tidak menentu.

Rekomendasi dan Tindak Lanjut

  1. Diharapkan kepada puskesmas, khususnya puskesmas Tunikamaseang, Ladange, dan Marusu untuk mengirim laporan mingguan berbasis EWARS dengan tepat waktu untuk mencapai indikator yang diharapkan.
  2. Puskesmas Cenrana segera mengirimkan sampel darah penderita campak ke Dinkes Maros dan tetap melakukan surveilans secara ketat pada penderita diare berdarah.
  3. Diagnosa Penyakit/sindrom, khususnya Demam yang tidak diketahui asalnya agar ditegakkan dengan baik oleh pustu dan puskesmas.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar