Selasa, 09 Agustus 2011

Laporan Penyelidikan Epidemiologi Suspek Campak

Laporan Penyelidikan Epidemiologi Kasus Suspek Campak
di Desa Mangeloreng, Kec. Bantimurung, Kab. Maros
21 Juli 2011

1. Pendahuluan

a. Latar Belakang

Penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dan masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Khusus kasus campak biasanya banyak menyerang kelompok umur anak-anak (balita dan anak usia sekolah) karena kondisi tubuhnya yang labil sehingga rentan akan suatu penyakit. Selain itu cakupan imunisasi campak yang rendah menjadi salah satu faktor terjadinya KLB campak.

Berdasarkan laporan Case Base Measles Survey (CBMS) campak yang diterima dari Puskesmas Bantimurung pada tanggal 19 Juli 2011 diperoleh informasi bahwa sepanjang bulan Juli terjadi kasus campak sebanyak 3 kasus yang berobat ke Puskesmas. Dari laporan warga yang berobat diperoleh informasi bahwa masih ada beberapa tetangga yang bersangkutan mengalami penyakit dengan gejala yang serupa.
Dari informasi yang diperoleh tersebut, maka diadakan Penyelidikan Epidemiologi pada wilayah yang dimaksud.


b. Tujuan

Tujuan Umum : Untuk Memperoleh Gambaran Epidemiologi KLB Campak.

Tujuan Khusus :
  • Untuk memastikan terjadinya KLB Campak
  • Untuk mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi terjadi KLB
  • Untuk menentukan upaya penanggulangan KLB Campak
2. Metodologi

Dalam melakukan penyelidikan epidemiologi, digunakan kuesioner pelacakan KLB campak disertai data pendukung seperti C1 Puskesmas, data cakupan imunisasi 3 tahun terakhir, jumlah penduduk, dan peta wilayah kerja Puskesmas Bantimurung.

Setiap penderita yang ditemukan, dilakukan teknik wawancara menggunakan format kuesioner KLB campak. Kuesioner tersebut mencakup nama penderita, umur, jenis kelamin, tanggal mulai sakit, tanggal mulai timbul rash, status imunisasi, dan pemberian vitamin A.

Setiap penderita yang masih mengalami rash diambil sample darahnya untuk dikirim dan diperiksa oleh BBLK Surabaya.

3. Hasil Penyelidikan Epidemiologi


a. Perjalanan Penyakit
Grafik 1
Perkembangan Kasus Penyakit Suspek Campak
Berdasarkan Gejala Demam dan Rash
Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011
Demam pertama kali muncul pada tanggal 5 Juli, dan Rash mulai tanggal 7 Juli. Kasus demam cenderung merata, puncak tertinggi rash pada tanggal 15 Juli.


b. Hasil Laboratorium
Specimen yang diperiksa sebanyak 9 serum. 3 serum diambil dan dikirim pada tanggal 19 Juli 2011, 6 serum diambil dan dikirim pada tanggal 21 Juli 2011. Sampai saat ini (23 Juli 2011) masih menunggu konfirmasi hasil laboratorium dari Laboratorium di Surabaya.

c. Temuan Epidemiologi
Dari Penyelidikan Epidemiologi, ditemukan hasil sebagai berikut :

Tabel 1.
Distribusi Suspek Campak
Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011

No
Nama
Umur / Sex (Th)
Vaksin Campak Seblm sakit
Tgl timbul
Diberi Vit.A Y/T

L
P
Brp Kali
Tidak/ Tdk tahu
Demam
Rash


1
RKI
3 thn


Tidak
8 juli 2011
12 juli 2011
Y

2
SLV

2,7 thn

Tidak
9 juli 2011
12 juli 2011
Y

3
MRK
3 thn


Tidak
15 juli 2011
15 juli 2011
Y

4
SVA

2,6 thn

Tidak
12 juli 2011
15 juli 2011
Y

5
MNW

9 thn
 1 kl

15 juli 2011
17 juli 2011
Y

6
ASP

5,5 thn

Tidak
13 juli 2011
15 juli 2011
Y

7
ABR
11 thn


Tidak
14 juli 2011
17 juli 2011
T

8
RNA

2,1 thn
1 kl

18 juli 2011
19 juli 2011
Y

9
KML

3,5 thn

Tidak
12 juli 2011
14 juli 2011
Y

10
ADR

1,1 thn

Tidak
11 juli 2011
14 juli 2011
Y

11
SHR
5 thn


Tidak
18 juli 2011
20 juli 2011
Y

12
ADK
3,3 thn

1 kl

5 juli 2011
7 juli 2011
Y

13
HDR
5 thn


Tidak
5 juli 2011
8 juli 2011
Y



Jumlah Penderita Campak sebanyak 13 orang. Seluruh Penderita berasal dari Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung.

Grafik 2
Distribusi Suspek Campak Berdasarkan Kelompok Umur
Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011
Distribusi Frekuensi penderita terbanyak berada pada golongan umur 1-4 tahun sebesar 61%, diikuti golongan umur 5-9 tahun sebesar 31%, dan golongan umur 10-14 tahun sebesar 8%.

Grafik 3
Distribusi Suspek Campak Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011
Distribusi frekuensi penderita campak pada perempuan (54%) lebih banyak daripada laki-laki (46%).


Grafik 4
Distribusi Suspek Campak Berdasarkan Status Imunisasi
Di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung, Juli 2011
Distribusi frekuensi penderita campak yang diimunisasi hanya 23%, sedangkan yang tidak diimunisasi atau tidak tahu pernah atau tidak diimunisasi sebanyak 77%.

d. Peta Lokasi

Wilayah Kecamatan Bantimurung terletak di bagian utara kabupaten Maros. Desa Mangeloreng terletak di tengah wilayah Kecamatan Bantimurung. Jarak Puskesmas Bantimurung ke Dinas Kesehatan Kabupaten Maros sekitar 14 km, dan jarak puskesmas ke Lokasi KLB berjarak sekitar 7 km. Akses ke lokasi KLB dapat ditempuh dengan mobil ataupun motor dengan lama perjalanan 15 menit karena jalan yang bergelombang dan tidak rata. Lingkungan kurang bersih, kering, dan berdebu.


4. Analisis

Definisi Tersangka Campak adalah Demam >38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, batuk, pilek atau mata merah (konjungivitis). Kriteria KLB campak yang diambil adalah ada 5 (lima) orang atau lebih penderita suspek campak dalam 1 (satu) kluster wilayah desa dalam 1 (satu) periode waktu bulan yang sama. Dalam hal ini didapatkan 13 penderita suspek campak di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung sehingga telah terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) suspek campak di Kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros.

Wilayah Dusun Bonto Padalle yang sulit dijangkau dari puskesmas dikarenakan masyarakat tidak semuanya mempunyai kendaraan, sehingga wilayah ini terkesan terpencil dibanding daerah lainnya. Wilayah dusun yang luas dan kepadatan penduduk kecil ditandai jarak antar rumah yang berjauhan dan berkelompok antara 5 sampai 10 rumah. Kondisi ini mengakibatkan warga masyarakat yang jauh dari posyandu malas berkunjung ke posyandu untuk mengimunisasi anaknya.

Kelompok umur tertinggi yang menderita campak berada pada umur 1-4 tahun dan 5-9 tahun. Sehingga dapat dianalisis mengenai cakupan imunisasi campak minimal 3 tahun yang lalu (2009 ke bawah). Cakupan imunisasi campak di Desa Mangeloreng mencapai target 100% pada tahun 2009 dan hanya 90% pada tahun 2010. Tidak ada data imunisasi yang memadai sebelum tahun 2009 sehingga analisis hubungan cakupan imunisasi campak dengan kejadian KLB campak tidak dapat dilakukan.

Dari hasil wawancara diketahui bahwa 77% penderita campak tidak pernah diimunisasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa factor risiko campak pada anak yang tidak pernah diimunisasi campak sangat tinggi. Terlebih apabila ada virus campak di sekitar tempat tinggal anak yang tidak pernah di imunisasi campak.

Ada 1 (satu) anak penderita campak yang pernah berkunjung ke luar daerah (Biak, Papua) dan kembali ke Maros pada tanggal 6 Juli 2011, anak ini tidak pernah diimunisasi. Kemungkinan besar anak ini menjadi factor pejamu (carrier) virus campak dari Biak.


5. Kesimpulan dan Rekomendasi

a. Kesimpulan
  • Telah terjadi KLB suspek campak di Dusun Bonto Padalle, Desa Mangeloreng, Kecamatan Bantimurung
  • Faktor risiko terjadinya KLB adalah cakupan imunisasi yang rendah, lingkungan yang kurang bersih, dan kontak dengan penderita.

b. Rekomendasi
  • Lakukan Surveilans Intensif di Desa Mangeloreng, khususnya Dusun Bonto Padalle
  • Lakukan pemberian vaksinasi pada anak-anak beresiko tinggi (Belum Vaksinasi campak) di lokasi sekitar KLB
  • Lakukan Penyuluhan tentang pentingnya imunisasi dan Gizi pada bayi di lokasi sekitar KLB
  • Lakukan Pemberian makanan tambahan di lokasi sekitar KLB



    Foto Penderita Campak (SHR)

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar