Bulletin Mingguan Penyakit Potensial KLB
Edisi 10 Minggu Epidemiologi ke-10 tahun 2011
(6 Maret – 12 Maret 2011)
Pembuatan Bulletin : 23 Maret 2011Pendahuluan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Buletin Mingguan ini dapat terselesaikan. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jejaring petugas surveilans di Kabupaten Maros mulai dari tingkat Pustu hingga Puskesmas atas kerjasamanya dalam pengiriman laporan mingguan.
Tujuan dari sistem EWARS adalah bahwa setiap penyakit yang mengarah pada timbulnya KLB dapat dideteksi dan direspons secara cepat dan tepat agar tidak terjadi masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar. Respons yang diberikan mencakup respons tatalaksana kasus, respons pelaporan dan respons kesehatan masyarakat. Secara komprehensif respons tersebut harus dilakukan agar penanganan secara efektif dan efisien dapat dilakukan.
Adapun hasil analisis data menggunakan software EWARS adalah sebagai berikut :
Ketepatan Dan Kelengkapan Laporan
Tabel 1. Ketepatan dan Kelengkapan
Laporan Minggu ke-10 Puskesmas di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kab. Maros
PUSKESMAS | TANGGAL PENERIMAAN | KETERANGAN |
Bantimurung | 14/03 | Masuk |
Bontoa | 17/03 | Terlambat |
Camba | 14/03 | Masuk |
Cenrana | 14/03 | Masuk |
Lau | 14/03 | Masuk |
Mallawa | 14/03 | Masuk |
Mandai | 14/03 | Masuk |
Maros Baru | 17/03 | Terlambat |
Marusu | 14/03 | Masuk |
Moncongloe | | Belum Masuk |
Simbang | 14/03 | Masuk |
Tanralili | 14/03 | Masuk |
Tompobulu | 14/03 | Masuk |
Turikale | 14/03 | Masuk |
KETEPATAN | 79% | |
KELENGKAPAN | 93% | |
Pada minggu ke-10, persentase ketepatan laporan hanya 79%, sedangkan kelengkapan laporan mencapai 93%.
Proporsi Morbiditas dan Insidensi Penyakit
Tabel 2. Distribusi Kasus Menurut Jenis Penyakit/Gejala
Dalam SKD Dan Respons
Di Kab. Maros Minggu ke-10 tahun 2011
| Kasus | Prop Morbiditas% | Insiden |
Diare Akut | 79 | 2.8 | 1 |
Malaria Konfirmasi | 2 | 0.1 | 0 |
Suspek Dengue | 0 | 0 | 0 |
Pnemonia | 7 | 0.3 | 0.1 |
ILI (Penyakit Serupa Influenza) | 238 | 8.5 | 3 |
Diare Berdarah | 5 | 0.2 | 0.1 |
Suspek Demam Tifoid | 13 | 0.5 | 0.2 |
Sindrom Jaundice Akut | 0 | 0 | 0 |
Suspek Demam Berdarah Dengue | 1 | 0 | 0 |
Suspek Flu Burung Pada Manusia | 0 | 0 | 0 |
Suspek Campak | 0 | 0 | 0 |
Suspek Difteri | 0 | 0 | 0 |
Pertussis | 0 | 0 | 0 |
Acute Flacid Paralysis (AFP) | 0 | 0 | 0 |
Gigitan Hewan Penular Rabies | 0 | 0 | 0 |
Suspek Antrax | 0 | 0 | 0 |
Demam yang tidak diketahui asalnya | 68 | 2.4 | 0.9 |
Suspek Kolera | 0 | 0 | 0 |
Kluster Penyakit yang tidak diketahui | 0 | 0 | 0 |
Suspek Meningitis/Encephalitis | 0 | 0 | 0 |
Suspek Tetanus Neonatorum | 0 | 0 | 0 |
Suspek Tetanus | 0 | 0 | 0 |
Total | 2785 | 100 | 35.2 |
Untuk minggu ke-10, dilihat dari jumlah kasus, proporsi morbiditas, dan insiden, Kasus ILI masih menempati urutan pertama diikuti diare akut, kemudian demam yang tidak diketahui asalnya. Total proporsi morbiditas untuk ke 22 jenis penyakit / sindrom ini adalah 14,82% dari total kunjungan dan sisanya adalah kunjungan lainnya. Total proporsi morbiditas sedikit mengalami peningkatan dari minggu sebelumnya yang sebesar 14,14%.
Peringatan Dini
Tabel 3. Peringatan dini (alert) penyakit/sindrom
Di Kabupaten Maros Minggu ke-10 tahun 2011
Sumber : EWARS
Tidak ada Peringatan dini yang muncul di tingkat Kabupaten Maros pada Minggu ke-10.
Peringatan dini yang muncul di tingkat puskesmas adalah peningkatan kasus ILI di Puskesmas Tompobulu (dari 2 kasus pada minggu ke-9, meningkat menjadi 6 kasus pada minggu ke-10), peningkatan kasus Demam yang tidak diketahui asalnya di Puskesmas Mandai (4 ke 14 kasus), Turikale (11 ke 12 kasus), dan Cenrana (2 ke 7 kasus).
Respons
Seluruh Alert telah disampaikan DSO Kab. Maros kepada puskesmas yang bersangkutan melalui SMS untuk dilaksanakan respon tatalaksana kasus, respon pelaporan, dan respon kesehatan masyarakat dengan cepat dan tepat.
Tren Penyakit/ Sindrom
Adapun trend beberapa penyakit/ sindrom dapat dilihat pada grafik dan peta berikut ini.
Rekomendasi dan Tindak Lanjut
- Agar puskesmas meningkatkan ketepatan laporannya.
- Melakukan penyelidikan awal untuk peringatan dini yang ada
- Puskesmas harus melaksanakan tatalaksana kasus sesuai algoritma penyakit/sindrom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar