Edisi 20, Tahun 1
Minggu Epidemiologi ke-32 tahun 2010
(8 Agustus – 14 Agustus 2010)
Pendahuluan
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya penyusunan Buletin Mingguan ini dapat terselesaikan. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh jejaring petugas surveilans di Kabupaten Maros mulai dari tingkat Pustu hingga Puskesmas atas kerjasamanya dalam pengiriman laporan mingguan sehingga bulletin mingguan ini dapat terselesaikan.
Tujuan dari sistem EWARS adalah bahwa setiap penyakit yang mengarah pada timbulnya KLB dapat dideteksi dan direspons secara cepat dan tepat agar tidak terjadi masalah kesehatan masyarakat yang lebih besar. Respons yang diberikan mencakup respons tatalaksana kasus, respons pelaporan dan respons kesehatan masyarakat. Secara komprehensif respons tersebut harus dilakukan agar penanganan secara efektif dan efisien dapat dilakukan.
Adapun hasil analisis data menggunakan software EWARS adalah sebagai berikut :
Ketepatan Dan Kelengkapan Laporan
Tabel 1. Ketepatan dan Kelengkapan
Laporan Minggu ke-32 Puskesmas di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kab. Maros
Laporan Minggu ke-32 Puskesmas di Wilayah Kerja
Dinas Kesehatan Kab. Maros
Target ketepatan laporan adalah 80% dan kelengkapan laporan adalah 90%. Pada minggu ke-32, terjadi peningkatan ketepatan laporan, walaupun sangat jauh dari target yang ada. Ada 6 puskesmas yang terlambat mengirimkan laporan melalui sms yaitu puskesmas Camba, Ladange, Hasanuddin, Mattirotasi, Moncongloe, dan Alliritengngae.
Hingga hari kamis (siang), 19 Agustus 2010 ada 2 puskesmas yang belum mengirimkan laporan yaitu puskesmas Tunikamaseang dan Marusu sehingga kelengkapan laporan hanya mencapai 86%. Penurunan ini dapat disebabkan oleh kinerja petugas yang masih belum stabil akibat kondisi yang tidak mendukung. Melihat table 1. diatas, penurunan ketepatan laporan dimulai sejak minggu ke-27, dan penurunan kelengkapan dimulai sejak minggu ke-28 hingga saat ini.
Proporsi Morbiditas dan Insidensi Penyakit
Tabel 2. Distribusi Kasus Menurut Jenis Penyakit/Gejala
Dalam SKD Dan Respons Di Kabupaten Maros
Minggu ke-32
Sindrom/gejala ILI masih menempati urutan pertama dari proporsi morbiditas kunjungan sebesar 6,6% dengan angka insidensi sebesar 0,9, disusul dengan diare akut dengan morbiditas juga sebesar 6,3% dan angka insidens sebesar 0,8.Dalam SKD Dan Respons Di Kabupaten Maros
Minggu ke-32
Terjadi penurunan angka kasus penyakit/Sindrom ILI dan Diare Akut yang sangat signifikan. Penurunan ini disebabkan karena beberapa puskesmas belum mengirimkan laporannya. Total Proporsi dari seluruh penyakit sebesar 13,2% dari total kunjungan, menurun dari minggu lalu sebesar 16,1%.
Untuk Penyakit/ sindrom lainnya masih naik-turun dan berfluktuasi di tiap minggunya (lihat tabel 3). Kecenderungan penurunan disebabkan karena ada dua puskesmas yang belum mengirimkan laporan mingguan dan beberapa puskesmas tidak menjalankan hari kerja secara penuh karena satu dan lain hal.
Tabel 3. Perkembangan Distribusi Frekuensi Kasus
Menurut Jenis Penyakit/Gejala Dalam SKD Dan Respons Di Kabupaten Maros
Minggu ke-27 sampai Minggu ke-32
Peringatan DiniMenurut Jenis Penyakit/Gejala Dalam SKD Dan Respons Di Kabupaten Maros
Minggu ke-27 sampai Minggu ke-32
Muncul Peringatan dini (alert) yang muncul di tingkat kabupaten, yaitu kasus gigitan hewan penular rabies sebanyak dua kasus
Tabel 4. Sinyal Kewaspadaan Dini
Minggu ke-32 Kab. Maros
Peringatan dini (alert) yang muncul di tingkat puskesmas yakni Peningkatan kasus ILI di puskesmas Barandasi, kasus gigitan hewan penular rabies di puskesmas Cenrana, dan peningkatan kasus demam yang tidak diketahui asalnya di puskesmas Tompobulu.Minggu ke-32 Kab. Maros
Tabel 5. Sinyal Kewaspadaan Dini
Minggu ke-32 di Puskesmas se-Kab. Maros
Minggu ke-32 di Puskesmas se-Kab. Maros
Respon dan Hasil Rekomendasi
Petugas surveilans kabupaten (DSO) telah mengkonfirmasi alert ini ke puskesmas yang bersangkutan untuk ditindaklanjuti dengan cepat dan tepat.
Sampai bulletin ini diterbitkan, tidak ada laporan W1 yang dilaporkan dari puskesmas ke kabupaten, yang berarti tidak ada kejadian luar biasa penyakit/sindrom yang muncul di wilayah kabupaten Maros. Namun demikian, Kasus gigitan hewan penular rabies di wilayah kerja puskesmas cenrana harus tetap dipantau dengan cara mengobservasi anjing yang menggigit pasien.
Untuk alert minggu sebelumnya yaitu peningkatan kasus Diare Berdarah di puskesmas Cenrana, tidak terjadi peningkatan kasus pada minggu ini, bahkan kasusnya turun dari 7 kasus pada minggu ke-31, hingga 1 kasus pada minggu ke-32. Respon tatalaksana kasus oleh puskesmas cenrana telah berjalan dengan baik, namun respon kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan untuk mencegah terjadinya peningkatan kasus kembali pada minggu-minggu selanjutnya.
Tren Penyakit/Sindrom
Proporsi Morbiditas Diare akut mengalami penurunan dari minggu sebelumnya. Kelengkapan laporan berpengaruh besar terhadap penurunan ini.
Poporsi morbiditas dan kasus ILI mengalami penurunan dari minggu sebelumnya. Kelengkapan laporan berpengaruh besar terhadap penurunan ini.
Muncul peringatan dini Kasus gigitan hewan penular rabies di wilayah puskesmas Cenrana, yakni sebanyak dua kasus, pasien telah diberi antibiotic, namun karena keterbatasan dana, belum diberikan VAR. Hewan yang menggigit adalah anjing peliharaan sehingga bisa dilakukan observasi terhadap anjing tersebut. Apabila dalam 14 hari anjing mati, pasien segera diberi VAR.
Kecamatan Cenrana terletak di daerah ketinggian dan hutan belantara, di jalan poros penghubung antara Kab. Maros dan Kab. Bone. Sangat rawan rabies karena rata-rata penduduk memelihara anjing sebagai penjaga rumah. Untuk itu, koordinasi dengan pihak terkait (Dinas Peternakan) sangat diharapkan untuk meminimalisir faktor resiko positif rabies pada manusia dengan memberikan vaksin rabies pada anjing peliharaan penduduk dan pemusnahan anjing liar.
Rekomendasi dan Tindak Lanjut
- Agar seluruh puskesmas mengirim laporan mingguan SMS dengan tepat waktu.
- Diagnosa Penyakit/sindrom, khususnya ILI dan Demam yang tidak diketahui asalnya agar ditegakkan dengan baik oleh pustu dan puskesmas.
- Respon kesehatan masyarakat mengenai kasus gigitan hewan penular rabies di puskesmas Cenrana agar dilaksanakan dengan baik.
- Agar seluruh puskesmas tetap mengirimkan laporan mingguan W2 format lama.
- Masyarakat agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan hygiene perorangan.
bagus semoga ewars terus dijalankan di kab maros sukses terus di kabupaten kami baru melakukan pelatihan
BalasHapus